A. PENDAHULUAN
Banyak sekali masalah bangsa Indonesia yang sekarang sedang dihadapi terutama pada bidang pendidikan, salah satunya adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun angka melanjutkan sekolah serta sektor produk pendidikan itu sendiri. Kita perhatikan hasil laporan Bank Dunia tentang anak kelas IV SD Indonesia yang masih buta hurup sangat banyak, belum lagi bidang sain terutama mata pelajaran matematika, Indonesia menduduki peringkat ke-3 dari bawah. Sedangkan dari segi proses belajar mengajar sebagian besar guru di kita lebih cenderung pembelajaran dalam arti menanamkan materi pelajaran yang bertumpu pada aspek kognitif tingkat rendah seperti mengingat, menghafal, dan menumpuk informasi. Oleh karena itu, beragam tudingan yang disampaikan ke pihak pemerintah yang kurang peduli terhadap pendidikan bangsanya termasuk urusan pendidikan dasar khususnya SD.
Rendahnya kualitas outcome (hasil) tersebut merupakan gambaran kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur, namun proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikam yang harus diperhitungkan karena pada kegiatan pembelajaran inilah transformasi berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.
Dikaitkan dengan tuntutan era globalisasi yang serba canggih serta bukan hanya bersifat kompetitip tapi juga sangat terkait dengan berbagai kemajuan teknologi dan informasi maka kualitas sistem pembelajaran yang dikembangkan harus mampu secara cepat adaptasi dan memperbaiki berbagai kelemahan yang ada. Salah satu solusi yang dapat dikembangkan adalah mengubah sistem pembelajaran konvensional dengan sistem pembelajaran yang lebih efektif dan efesien dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Pembelajaran dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi melalui jaringan internet merupakan salah satu alternatif yang tepat dan dapat mengatasi berbagai persoalan pembelajaran, walaupun sistem pendidikan di Indonesia keberadaannya sangat hetrogen karena terbentur masalah letak geografis yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan
teknologi informasi.
Kita harus menyadari bahwa perkembangan teknologi informasi telah memasuki berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan lebih khususnya pembelajaran telah diintervensi oleh keberadaan teknologi ini. Seiring dengan perkembangan aplikasi teknologi informasi dalam dunia pendidikan, maka berbagai bahan belajar pun telah diproduksi dan dikonsumsi oleh pembelajar melalui medium teknologi informasi dalam bentuk kemasan yang sangat bervareasi. Berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang mengandalkan guru sebagai sumber belajar yang pertama dan utama sedangkan sumber lain hanyalah pelengkap untuk kegiatan pembelajaran yang biasanya sudah digariskan dalam Kurikulum.
Electronic Learning (E.Learning) pada hakekatnya adalah salah satu media belajar atau pembelajaran yang pada intinya pemanfaatan teknologi komputer atau internet. Pembahasan mengenai E-Learning ini merupakan fokus utama dalam pembelajaran modul ini, oleh karena itu secara rinci sajian materi modul ini meliputi penjelasan tentang: perkembangan dan internet sebagai sumber informasi, pembelajaran Electronic Learning, dan model pengembangan pembelajaran melalui internet.
B. PEMBAHASAN
1. Perkembangan dan Internet sebagai Sumber Informasi
Internet adalah singkatan dari Interconected Networking. Kata interconected jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah saling berhubungan. Sedangkan kata networking berarti jaringan, dengan maksud jaringan di sini adalah jaringan komputer. Jadi internet bisa dikatakan sebagai jaringan komputer-komputer yang saling berhubungan (A. Solihat:2009:1)
Menurut A. Solihat dalalam Menggunakan Internet, internet memiliki dua peranan yang perlu diketahui yaitu;
a. Internet sebagai sumber informasi, sebab di dalamnya terdapat sekian banyak data dengan jumlah yang tak terbatas.
b. Internet sebagai sarana pertukaran data dan informasi. Sebab melalui internet kita bisa melakukan komunikasi pertukaran data dan informasi dengan siapa saja diberbagai belahan dunia. Pertukaran data dan informasi lewat internet tidak dibatasi oleh jumlah dan jarak. Bahkan, informasi yang kita berikan akan segera sampai ke tujuan dalam waktu singkat.
Internet merupakan media yang sengaja di sediakan untuk mempermudah memenuhi kebutuhan manusia dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Di internet, kita bisa mencari informasi dan berita-berita aktual melalui mesin pencari, seperti www.google.com, www.altavista.com dan www.yahoo.com. serta kita juga dapat menjaring teman sebanyak mungkin dari berbagai kalangan dari seluruh dunia melalui situs-situs pertemanan, seperti friendster, facebook, tgged, dan hi5. Di situs ini kita dapat bergabung dan berbagi informasi dengan berbagai komunitas danta terbatas oleh sebuah negara.
Menurut M. Rezky dalam menjelajah internet, mengatakan bahwa melalui internet, kita bisa mendapatkan film, musik, bahkan program-program terbaru melalui situs-situs yang menyediakan fasilitas download (unduh) gratis. Tidak Cuma itu, kita juga bisa berbelanja di internet.
Di sisi lain dengan adanya internet, perkembangan pperadaban manusia semakin pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan untuk berkembang. Berbagai gaya hidup pun terdorong perkembangannya dengan keberadaan internet.
Berbagai informasi mengenai ilmu pengetahuan dapat dengan mudah diakses melalui internet. Bahkan sekarang ini pemerintah Indonesia tengah mengembangkan e-book atau Buku Sekolah Elektronik (BSE). Melalui program ini siswa dapat dengan mudah mengakses berbagai buku teks pelajaran cukup dengan membuka internet.
Jadi, internet merupakan jendela pengetahuan selama penggunaannya di arahkan ke arah yang baik dan bukan dijadikan sarana atau media yang di luar norma-norma agama dan norma-norma susila
2. Pembelajaran E-Learning
Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Khususnya internet, memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran. Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi namun juga fasilitas multi media yang dapat membuat belajar lebih menarik, visual dan interaktif.
Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ini. Dengan adanya perkembangan dalam bidang pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, maka proses pembelajaran tradisional-konvensional yang terjadi dalam ruangan kelas, pada era desentralisasi dan globalisasi saat ini pelan namun pasti akan mengalami mulai kehilangan bentuk. Di samping itu, dalam kenyataannya pada skala yang lebih besar, kegiatan belajar tradisional-konvensional membutuhkan biaya yang cukup besar dalam penyiapan infrastrukturnya (ruangan, laboratorium, perpustakaan, meubel, media pembelajaran, dan lain-lain). Dengan kondisi seperti itu, maka dewasa ini banyak pihak penyelenggara pendidikan mulai melirik penerapan konsep distance learning sebagai alternatif pembelajaran yang dianggap lebih efektif dan efisien, terutama sekali sebagai pengaruh munculnya perkembangan yang sangat pesat yang terjadi dalam bidang teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi. Berbagai teknologi dan aplikasitercipta dalam upaya mendukung kegiatan operasional kehidupan manusia maupun organisasi, termasuk kegiatan belajar dan mengajar
Terdapat beberapa pandangan yang mengarah kepada definisi E-Learning diantaranya:
a E-Learning adalah konvergensi antara belajar dan internet (Bank of America Securities).
b E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja, terutama dapat trjadi dalam teknologi internet, tetapi juga dapat terjadi dalam jalinan kerja stelit dan pemuasan digital untuk keperluan pembelajaran (Ellit Tronsen).
c E-Learning adalah penggunaan jalinan kerja teknologi untuk mendesain, mengirim, memilih, mengorganisir pembelajaran (Elliut Masie).
d E-Learning adalah pembelajaran yang dapat terjadi di internet (Cisco System)
e E-Learning adalah dinamik, beroperasi pada waktu yang nyata, kolaborasi, individu, konprehensif (Greg Priest)
f E.Learning adalah pengiriman sesuatu melalui media elektronik termasuk internet, intranet, extranet, satelit broadcast, audio/video tape, televisi interaktif, dan cd-rom (Cornelia Weagen).
g E-Learning adalah keseluruhan variasi internet dan teknologi web untuk membuat, mengirim, dan memfasilitasi pembelajaran (Robert Peterson dan Piper Jafray)
h E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja untuk pembelajaran dimanapun dan kapanpun (Arista Knowledge System).
Pada akhirnya Elektronik Learning dapat didifinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (siswa dengan sumber belajar (data base, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan. Interaktivitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
3. Model Pengembangan Pembelajaran Melalui Internet
Pada saat sekarang ini sering disebut era globalisasi yang ditandai oleh banyaknya perubahan pada semua aspek kehidupan, bukan hanya perubahan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, dan termasuk bidang pendidikan. Saat ini dan di masa mendatang pengaruh era globalisasi akan semakin terasa terutama dengan semakin banyaknya saluran informasi yang tersedia seperti; surat kabar, majalah, radio, televisi, telepon, faximili, komputer, internet, satelit komunikasi, sekolah, bahkan informasi langsung yang dibawa oleh pengunjung (travelers). Semua itu dimungkinkan dengan adanya perkembangan yang pesat dalam bidang teknologi, terutama teknologi komunikasi, informasi dan transportasi. Dampak era globalisasi ini menuntut manusia untuk dapat mempertahankan hidupnya (human survival), artinya manusia harus mampu mengendalikan dan memanfaatkan efek-efek globalisasi dalam kehidupannya. Manusia adalah pencipta globalisasi, dan manusia itu pula yang harus dapat mengendalikan, menguasai, memanfaatkan, dan mengembangkan globalisasi untuk kepentingan kehidupannya. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi, terutama teknologi informasi dan komunikasi, telah menyebabkan dunia ini semakin mengecil dan membentuk seperti sebuah desa dunia. Batas-batas fisik negara satu dengan negara lainnya menjadi begitu kurang nampak dan secara non-fisik hampir tanpa batas (borderless). Globalisasi terjadi sebagai suatu proses mendunia yang tidak tertahankan dan tidak mungkin terelakan. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya untuk mempersiapkan para siswa sejak dini guna memasuki jaman global yang menuntut kemampuan-kemampuan khusus. Para siswa sekarang yang sedang menuntut ilmu , pada dasarnya akan menjadi pelaku-pelaku utama pada jaman yang penuh dengan persaingan. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban para guru untuk memberi bekal kepada mereka agar bisa hidup (survive) di masa itu. Salah satu upaya untuk mempersiapkan siswa memasuki jaman global tersebut yaitu dengan mengembangkan berbagai pendekatan pembelajaran yang berorientasi ke masa depan
Ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet, yaitu: 1) Web Course, 2) Web Centric Course, dan 3) Web Enhanced Course (Haughey, 1998 dalam Nina W. Syam. 2004.).
1. Web Cource
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, dimana seluruh bagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat. Komunikasi lebih banyak dilakukan secara ansynchronous daripada secara synchronous. Bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, karena semua proses pembelajaran sepenuhnya menggunakan fasilitas internet seperti email, chat rooms, bulletin board dan online conference. Selain itu sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sudah tersedia pada internet, seperti data base statistic berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik dll. Bentuk pembelajaran model ini biasanya digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning). Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan pelatihanpelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
2. Web Centric Course
Sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka, walaupun dalam proses belajarnya sebagaian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi prosentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses pembelajaran melalui internet. Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan belajar bergeser kegiatan di kelas menjadi kegiatan melalui internet sama dengan bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah maupun ditempat-tempat yang telah ditentukan seperti di ruang perpustakaan, taman bacaan, ataupun di balai pertemuan. Penerapan bentuk ini sebagaimana yang telah dilakukan pada perguruan tinggi-perguruan tinggi terkemuka yang menggunakan sistem belajar secara of campus.
3. Web Enhanced Course
Web Enhanced Course merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.
Peranan internet disini adalah untuk menyediakan sumber-sumber belajar yang sangat kaya akan informasi dengan cara memberikan alamat-alamat atau membuat link ke berbagai sumber belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online, untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dengan peserta didik secara timbal balik. Dialog atau komunikasi dua arah tersebut dimaksudkan untuk keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok.
Berbeda dengan kedua bentuk sebelumnya, pada bentuk web enhanced course ini prosentase pembelajaran melalui internet justru lebih sedikit dibandingkan dengan prosentase pembelajaran secara tatap muka, karena penggunaan internet adalah hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Bentuk ini dapat pula dikatakan sebagai langkah awal bagi intitusi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis teknologi informasi, sebelum menyelenggarakan pembelajaran dengan internet secara lebih kompleks, seperti web centric course ataupun web course. Baik pada model ataupun web course, web centric course ataupun web enhanced course, terdapat beberapa komponen aktivitas seperti informasi, bahan belajar, pembelajaran ataupun komunikasi, penilaian yang bervareasi. Secara umum komponen aktivitas dan strukturnya dapat diterapkan dalam pengembangan pembelajaran melalui internet.
C. PENUTUP
Bahan belajar merupakan seperangkat material yang digunakan seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Bahan belajar dapat dikemas sedemikian rupa agar menarik pembelajar sehingga mudah didistribusikan dengan efektif dan efesien dalam mencapai sasaran belajar. Bahan belajar dapat dikatagorikan menjadi dua kelompok, yaitu bahan ajar tercetak atau printed materials dan kelompok bahan belajar tidak tercetak atau non printed materials.
Bahan belajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sumber utama pembelajaran dan bahan belajar yang sifatnya penunjang untuk pengayaan atau kategori suplemen. Dua kelompok ini dapat dilihat dari penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran, yaitu bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran dengan bimbingan langsung dari guru, dan bahan ajar yang digunakan siswa untuk belajar mandiri tanpa bimbingan langsung guru. Kaitannya dengan e-learning, ada kecenderungan bahan ajar itu cocok untuk kepentingan belajar jarak jauh, seperti modul. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar diawali persiapan yang dipelajari adalah kurikulum mata pelajaran tertentu yang berkaitan dengan tujuan, struktur materi, strategi/metode dan evaluasi. Langkah berikutnya penulisan bahan ajar sesuai karakteristik yang telah dirancang, disusul dengan diskusi isi draft bahan ajar pada kelompok sejenis misalkan KKG yang melibatkan ahli yang berbeda. Setelah itu, perhatikan sistematika, penulisan, dan kelengkapan bahan penunjang seperti gambar, tabel dan sebagainya. Pendekatan dalam perancangan bahan ajar adalah kawasan teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, penglolaan dan penilaian. Kelima kawasan ini saling mengikat dalam praktek pembelajaran yang berbasis e-learning.
D. DAFTAR PUSTAKA
Nina W. Syam. 2004. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan.
Makalah. Disajikan pada Diskusi Panel. UPI Bandung.
Oos Anwar, 2003. Internet: Peluang dan tantangan Pendidikan Nasional Jurnal teknodik,
Jakarta Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Depniknas.
Porbowono, 1996. Internet untuk dunia Pendidikan. Makalah, Bandung: Institut
Teknologi Bandung
Rahmi, Rivalina. 2004 Pola Pencarian Informasi di Internet. Jurnal Teknodik Jakarta :
Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Depniknas.
Rizky M. 2009. Menjelajah Internet. Cahaya Pustaka Raga. Bekasi
Solihat A. 2009. Menggunakan Internet. Anwar Press. Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar