Kamis, 12 Juli 2012

Media Pembelajaran Berbasis Elektronik


A.    PENDAHULUAN

Sejalan dengan program pemerintah khususnya di sektor pendidikan dasar dengan program wajib 9 tahun (wajar Dikdas 9 tahun), sekolah merupakan salah satu sarana akktifitas pendidikan formal dalam dunia pendidikan yang keberadaannya tidak hanya sebagai sarana  kegiatan belajar mengajar (KBM) akan tetap berperan serta dalam bentuk kehidupan masyarakat terutama dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas secara merata.
Sekolah sebagai salah satu ujung tombak penyelenggaraan pendidikan dituntut untuk memiliki kreatifitas dan strategi dalam upaya mencapai tujuan tersebut secara optimal sehingga dapat tercapai pemerataan pendidikan bagi seluruh warga.
Upaya yang mesti dilakukan oleh semua pemangku pendidikan yaitu inovasi pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan nasional, adapun inovasi tersebut bisa dilakukan diantaranya dengan memaksimalkan media pembelajaran sehingga pola belajar konvensioanl tidak lagi dilaksanakan di dalam kelas.
Pembelajaran yang menyenangkan tentunya tidak hanya terpaku pada materi yang mudah dipahami peserta didik saja melainkan bagaimana materi itu disajikan dengan mudah dicerna oleh peserta didik.
Salah satu media yang multi guna dan tepat untuk dijadikan media pembelajaran adalah komputer, dimana komputer memiliki bagian-bagian tertentu yang menunjang untuk pembelajaran terutama pembelajaran sain. Sehingga, harapan pemerintah, harapan guru, harapan orang tua dan harapan peserta didik bisa terwujud dengan baik.

B.     MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER
Pemanfaatan Komputer dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang, sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.
Komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah, pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.

Buku Elektronik

Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam ebook dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.
Jenis ebook paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk  (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), ataupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 4 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat ada pada misalnya Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan ebook menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi (Tinio, tt: 4). Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet, sering disebut sebagai online learning.  Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning  adalah pembelajaran melalui jasa elektronik (SEAMOLEC, 2003:1). Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun per definisi  radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh nara sumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan mailing-list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.
Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet (Hari Wibawanto, 2006). Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video conference.
C.     PENUTUP

Keberadaan Komputer di suatu satuan pendidikan merupakan salah satu jendela utama di dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pembelajaran sain dan TIK. Hal ini mengingat bahwa dengan keberadaan peralatan tersebut  serta pemanfaatan yang optimal oleh guru sebagai media atau sumber belajar, diharapkan dapat mengubah paradigma pembelajaran konvensional menjadi ankonvensional. Dengan demikian kualitas pendidikan di satuan pendidikan akan  meningkat sesuai dengan tuntutan Standar Nasional Pendidikan

Tidak ada komentar: