Jumat, 24 Agustus 2012

FENOMENA SISWA-SISWI SMA MA’ARIF BERPUASA


Mengapa siswa-siswi SMA Ma’arif terkena penyakit ?
Allah swt berfirman,
“Dan berpuasa, lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (al-Baqarah: 184)
Penelitian kedokteran yang terdiri dari para pakar medis dari berbagai golongan dan agama, menetapkan bahwa berlebih-lebihan dalm mengkonsumsi makanan bisa beresiko amat fatal. Karena, hal itu bisa berakibat timbulnya penyakit bagi kehidupan manusia. Walaupun pada dasarnya manusiamampu mengurangi frekuensi idealnya, kebutuhan itu akan semakin bertambah. Itulah alasannya mengapa manusia terkena penyakit yang bermula dari proses pencernaan makanan.
Hal ini berdampak pada timbulnya kekuatan jantung dan pembuluh darah yang berakibat meningkatnya tekanan darah dan terhentinya campuran darah nanah. Kemudian hal ini berakibat tambahnya tekanan daraah yang kemudian menyebabkan penyakit (kencing manis atau diabetes). Tak ada jalan lain untuk mengatasi penyakit tersebut kecuali dengan mengantisipasi timbulnya gejala-gejala yang disebabkannya. Lapar pada saat-saat tertentu pada organ tubuh menjadi keharusan, agar kiranya proses pencernaan bagian dalam bisa bergerak membasmi sel-sel kecil. Dengan begitu, fisik akan kembali normal setelah terjadinya pembentukan sel-sel (baru) yang sehat dan kuat.

Mengapa siswa-siswi SMA MA’arif melaksanakan puasa ?
Tidak asing lagi jika studi-studi ilmiah baik di belahan barat dan timur menguatkan suatu pernyataan bahwa puasa adalah suatu sikap antisipatif. Ia berfungsi sebagai terapi dari bahaya penyakit-penyyakit kontenporer (kekinian). Lebih dari itu, sebagai pembaharu jaringan-jaringan sel di  samping mampu menghilangkan unsur-unsur penyakit yang tidak dibutuhkan tumbuh lagi.
Puasa dapat memberi ruang bagi perut dan usus untuk menyaring makanan. Karenanya, ia bisa meredam “aktivitas-aktivitas” kotoran dalam perut dan usus. Kondisi seperti ini mampu memberi ruang yang tepat untuk mengobati luka-luka dengan adanya selaput lendir. Kemudian daya serap itu terhenti dari usus. Pada akhirnya asam amonia tidak sampai pada jantung, glukosa atau pun zat gara.
Atas dasar inilah, sel-sel jantung tidak dapat melakukan pembentukan struktur glikogen, protein-protein atau kolesterol, karena tidak adanya hubungan yang terbentuk. Itulah hasil dari kekosongan usus dari berbagai makanan. Karenanya, penyerapan menjadi tersumbat. Dengan demikian, ibadah puasa memberikan ruang bagi sel-sel jantung untuk menghindari terjadinya lemak-lemak yang kadangkala meresap di dalamnya.
Puasa juga berguna sebagai terapi penyakit kencing manis. Dalam satu penelitian, rata-rata kadar gula dalam darah seseorang mengalami penurunan dengan dilakukannya ibadah puasa. Di Amerika Serikat telah ditemukan sebuah kesimpulan dari kajian-kajian ilmiah yang membahas kekuatan puasa dalam menjaga sekaligus mengobati seseorang dari bahasa kencing manis.
Di Jerman, pernah didirikan pemondokan untuk pengobatan. Pasien di dalamnya tidak sekedar mereka yang menderita  sakit, masyarakat sehat pun dengan serta merta ikut berobatt. Resep yang diberikan adalah “semua tamu diwajibkkan untuk menahan makan dan minum” lebih dari 10 jam namun kurang dari 20 jam setiap hari. Di samping itu, diberikan resep berupa untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang cukup ringan. Program ini berlaku tidak kurang dari tiga atau empat minggu. Ia dilakukan secara kontinu tanpa putus-putus dalam rentang waktu itu. Artinya, program ini ternyata persis seperti konsep puasa menurut ajaran islam.
Rusia, sebuah negara komunis yang tidak mengakui agama-agama  samawi, secara keras menyerang Islam dan ajaran-ajarannya, termasuk juga puasa. Namun, pada akhirnya negara ini mengakui adanya faedah-faedah puasa bagi manusia. Tak pelak, majalah “al-Aghdziah” yang terbit di Rusia mempublikasikan berita itu. Secara harfiah dapat dibaca dalam terjemahan berikut ini,
“Pada akhirnya mereka mengakui komentar yang ada dalam buku Prof. Nicholev Wanzlop bahwa “lapar” dapat berguna sebagai terapi kesehatan. Sebuah keharusan bagi setiap individu di dalam komunal negara besar, agar kesehatan fisiknya terkontrol, hanyalah dengan cara membuang kotoran-kotoran yang mengandung zat beracun dalam tubuh. Prakteknya yaitu dengan menahan lapar pada periode-periode tertentu secara sempurna dengan meninggalkan mengkonsumsi makanan pada rentang masa tidak kurang dari tiga minggu dan tidak lebih dari empat minggu.”
Penemuan medis juga memperkukuh ketegasan bahwa puasa bisa melindungi diri dari banyak penyakit. Juga dapat mengurangi lemak-lemak dalam tubuhyang berarti juga mengurangi kolesterol. Yakni, unsur yang mengendap di atas pembuluh-pembuluh darah yang berakibat menjadi keras. Di samping itu, menyebabkan terjadinya pembekuan darah di dalam pembuluh-pembuluh jantung dan otak.
Karena itu puasa dari satu sisi berguna bagi peredaran jantung dan pada sisi lain berguna bagi organ-organ tubuh, seperti pelangsingan badan. Sementara penurunan kadar volume lemak yang membalut di seputar jantung, akan menjadi daya aktivitas tubuh semakin baik.

Mengapa masih ada siswa yang tidak puasa ?
·         Sesungguhnya kemaksiatan itu hanyalah berkurang dari orang-orang yang berpuasa apabila pelaksanaan puasanya memperhatikan syarat-syarat puasa dan menjaga adab-adabnya serta tidak pahamnya akan manfaat yang dihasilkan dari puasa
·         Atau bisa juga maksudnya adalah pengurangan kejelekan-kejelekan di bulan Ramadhan, dan ini sesuatu yang dapat disaksikan, yaitu terjadinya kemaksiatan di bulan Ramadhan lebih sedikit dibanding bulan lainnya.
·         Karena dibelenggunya seluruh setan pun tidak dapat memastikan kejelekan dan kemaksiatan hilang sama sekali, sebab terjadinya kemaksiatan itu juga karena banyak sebab selain setan, seperti jiwa yang jelek, kebiasaan yang tidak baik dan godaan setan-setan dari golongan manusia.

Tidak ada komentar: